} -->


web stats

Minggu, 28 Oktober 2018

PRAMUKA DAN RADIKAL

Artikel Elbi & Melti



PRAMUKA DAN RADIKAL 

Banyak orang, saat ini, bersikap radikal terhadap sesamanya dalam arti negatif. Mereka menjelek-jelekkan orang lain terus-menerus, bersikeras memaksakan kehendak, marah bertubi-tubi ke orang yang sama, melukai sesama tanpa sebab jelas, dan membenci sampai ke akarnya tanpa ampun. Itu semua ciri orang radikal. Tentu  sikap negatif demikian itu bukan jalan yang harus dilalui seorang pramuka. Pramuka itu Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

Pramuka harus tegar dan kuat di jalan kehalusan budi. Trisatya dan Dasadarma telah mengharuskan seorang Pramuka untuk halus budinya, setia kepada bangsa dan negara, dan maju kecakapan hidupnya. Keharusan itu mutlak karena telah ditera di tujuan Gerakan Pramuka. Dengan begitu, Pramuka akan terhindar dari penyakit diri dan perusak Trisatya dan Dasadarma yang bernama radikal. Pramuks harus terbebas dari radikal dan radikalisme.

Sikap radikal negatif harus dijauhi karena tidak akan mampu membentuk pramuka sejati. Manusia itu berada di empat tingkat. Jika ingin berbudi baik, masuklah ke peringkat tertinggi. Peringkat pertama, manusia disebut makhluk hidup. Sebagai makhluk, manusia sejajar atau sama dengan hewan dan tumbuhan. Sikapnya liar, saling berebut, tidak kenal aturan  dan radikal. Dia mudah marah. Dia mudah melukai. Pikiran digunakan hanya untuk menang sendiri.

Peringkat kedua adalah manusia. Dia sudah melewati sebutan makhluk hidup karena disebut manusia. Sebagai manusia, dia bukan hewan dan bukan tumbuhan. Sikap dan pikirannya sebagai manusia yang mampu membedakan yang benar dan salah, baik dan buruk, utama dan tercela, sekarang atau nanti, dan seterusnya. Dia sudah mampu memilih untuk dirinya dan orang lain demi kebaikan. Dia sangat toleransi. Dia peduli sesama.

Peringkat ketiga adalah manusia disebut insan kamil. Manusia sebagai insan kamil mempunyai keharusan yang benar, baik, utama, dan bersikap sangat peduli kepada sesama. Dia membetikan pertolongan dalam keadaan apapun. Dia tidak sekadar bertoleransi tetapi sampai pada membantu dengan penuh kebaikan.

Peringkat keempat adalah hamba Tuhan. Manusia sebagai hamba Tuhan, selalu melaksanakan tugas hidup seperti perintah Tuhan. Dia halus budinya, terpuji sikapnya, mencerahkan pikirannya, pembebas kebodohan, dan seterusnya. Dia tidak memerlukan pujian karena jalannya adalah memberi bagaikan matahari. Luas hatinya seluas samudera.

Tentu Pramuka, dengan Trisatya dan Dasadarma tidak akan pernah radikal karena dia tahu bahwa radikal adalah serendah-rendahnya manusia. Pramuka selalu peduli sesama. Kawan adalah energi positif bagi kemajuan diri. Lawan itu tidak ada karena semuanya sesama. Inspirasi dan imajinasi diri dikembangkan untuk kebaikan cipta, rasa  dan karsa.

Tempat belajar bagi Pramuka agar terhindar dari radikal adalah di kelompoknya (barung, regu, sangga, reka). Dalam tim, Pramuka menimba ilmu toleransi, peduli, kebersamaan, kolaborasi, dan jati diri.

Radikal terhadap orang lain itu perbuatan tercela. Pramuka wajib menghindarinya. Pembina perlu terus menerus berada pada ajaran halus budi dengan meneroka Trisatya dan Dasadarma. Pramuka dilarang radikal karakternya, radikal kepada bangsa dan negaranya.

Iri, sombong, menang sendiri, kasar dalam laku dan wicara, laku lajak, dengki, sok jagoan, sok kuasa, dan sikap negatif lainnya adalah pangkal radikal. Pembina harus sering bertutur dengan adiknya tentang pangkal radikal itu. Berdialoglah di tenda kebahagiaan. Selamat membina.

#pusdiklatnas
#kakyatno

Lokasi: Jl. Raya Sitirejo, sitirejo, malang, jawa timur, Lemah Duwur, Sitirejo, Wagir, Malang, Jawa Timur 65158, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar