Seorang Pembina Pramuka adalah seorang Pendidik pula yang fungsinya mengantarkan anak didiknya menjadi dewasa, berkarakter, menjadi sukses, mencapai cita-cita, memimpin bangsa, merubah keadaan, membangun peradaban. Sehebat apa seharusnya seorang Pembina, semestinya memang membekali diri dengan berbagai keahlian, keterampilan, pengetahuan dan sikap. Seorang Pembina yang pendidik itu bisa dianalogikan seperti sebuah jembatan.
Mengapa jembatan? Ilustrasi berikut diambil dari sebuah pengalaman penulis, yang bisa menggambarkan peran Pembina terhadap Anak didiknya.
PENGALAMAN PERJALANAN
Cukup tersentak, dalam perjalanan penjelajahan dengan adik-adik penegak di gugus depan kami ketika harus menyeberangi sebuah sungai berarus deras di pedalaman Kalimantan. Misi perjalanan kami adalah menemukan pos terakhir sebelum matahari terbenam. Di peta perjalanan pos tersebut berada di sebuah dusun di balik bukit seberang sungai. Di sana kami bisa beristirahat melewatkan malam.
Sementara kondisi anggota sangga penegak kami sudah kelelahan semua, bahkan ada yang terluka. Di tengah kelelahan dan keputusasaan, sebagian meminta berhenti dan bermalam di tepi sungai, sebagian lagi ingin tetap menyeberang namun tidak bisa berenang.
Sebagai Pembina, aku harus bersikap atas kondisi ini. “What now?” Dalam benakku, mereka harus dikuatkan mentalnya. Dikembalikan kepercayaan dirinya. Dibangkitkan semangatnya. Tim ini harus tetap solid dan utuh. Pergi bersama, pulang pun harus bersama.
Dengan sedikit keterampilan tali-temali kami rangkai akar pohon dan ranting kecil beberapa lapis hingga membentuk untaian tali yang kira-kira sepanjang lebar sungai. Kutawarkan seorang pemberani diantara mereka menyeberang sungai melawan derasnya arus sambil mengikat tali akar tadi di pinggangnya. Dari tepi sungai kami mengulur sambil mengendalikan tali. Dengan susah payah akhirnya dia sampai di seberang, dililitkannya tali di sebatang pohon, hingga membentang membuat kami bisa berpegangan. Satu persatu kami lintasi sungai sampai bisa mencapai seberang. Kurang lebih dua jam usaha kami menemukan hasil. Kami semua selamat sampai pos terakhir.
Di dusun tempat kami bermalam, kami temukan sekelompok masyarakat terpencil, dengan tingkat budaya dan ekonomi yang rendah. Mereka berkeluh kesah pada kami akan sulitnya mendapatkan akses ke kota kecamatan sekalipun. Mereka tidak bisa memasarkan hasil kebun dan ternak. Anak-anak mereka tidak ada yang bersekolah sampai tingkat SMP karena sekolah terdekat adanya di kota kecamatan. Belum lagi kendala komunikasi sebagian besar masyarakatnya yang hanya mengenal bahasa daerahnya. Dan masih banyak ketertinggalan yang mereka miliki.
Karena kami dianggap pendatang dari kota, mereka menitipkan pesan pada kami untuk disampaikan kepada pemerintah supaya membuka isolasi daerahnya, membuatkan jalan tembus yang layak, dan yang penting sekali membuatkan jembatan penyeberangan yang memadai untuk menyeberangi sungai yang mengurung dusun mereka.
Antara jalan tembus dan jembatan sebenarnya sama pentingnya, namun melihat kondisi.
bagaimana seorang Pembina pramuka berperan dan berfungsi sebagai sebuah jembatan, dengan analisa sebagai berikut:
Pembina harus mampu mengantarkan anak didiknya ke gerbang kesuksesan hidup, berkembang di masyarakat, membangun peradaban.
Seberat apapun beban yang ditanggungnya, siapapun yang dibinanya, semestinya dia ikhlas menerima dengan penuh tanggung jawab, tanpa mengharap pujian, hormat, dan balas jasa dari mereka.
Terpaan badai kehidupan kadang melanda (masalah pekerjaan pokok, ekonomi keluarga, kesehatan, peran di masyarakat) dia harus tetap sabar menjalaninya dan selalu berusaha mengatasinya, sekalipun berdampak pada kondite pekerjaan, hubungan dengan keluarga, kondisi kesehatan hingga berkurangnya penghasilan.
Pembina juga harus menguatkan dan membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang handal, sikap dan kesantunan yang bisa diteladani. Ibarat konstruksi bahan bangunan jembatan yang harus terbuat dari material yang baik dan berkualitas, supaya dia kokoh dan tahan lama.
Jembatan yang dibangun dengan keindahan dan nilai estetika yang tinggi membuat orang senang melewatinya, senang menyebutnya, bahkan bisa menjadi landmark sebuat tempat, orang bisa berfoto dengan latar jembatan tersebut. Ini menggambarkan betapa Pembina yang berpenampilan baik, rapi, sopan, selaras kata dan perbuatan, membuat anak didiknya nyaman di dekatnya, menyukai dan merindukan kehadirannya, sampai mengenangnya bila dia tak ada.
Pembina adalah “jalan yang lurus” yang menjadi rujukan dan teladan yang benar, memberikan yang terbaik, menghantarkan sampai tujuan, menepati janji, tidak menyesatkan dan menjerumuskan, tidak pula menggagalkan.
Oleh:
SUPRIHATNO, M. Pd. / Kak Nono S.
(Pelatih Pembina Pramuka Kaltim)
0 komentar:
Posting Komentar